Rabu, 15 Mei 2013

DETIK YANG PANJANG



Dua orang itu
Jebak aku duduk dirimbun berisik
Tak habis menunggu kangen mencium belukar bantal

Rangkaian kata istimewa semakin muak didengar
Apa perlu aku sulut api dilehernya?
Untuk biarkan mereka akhiri malam ini

Hitung detik angka saja tak terhitung
Mungkin sempat keluar kota lalu pulang temukan mereka masih berasap dihidung
Tambah asyik dengan segelas susu buatnya

Huh! Mulutku menganga tak henti
Ini jadi ilmu malam besok dan matikan lampu jam delapan
(MTCKNQO-040711)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar