Selasa, 21 Mei 2013

SENYUM KEAKRABAN



Temu pertama aku tidak perhatikan
Kau yang baru, sepenuhnya bening dimata
Tak serupa kasar, halus atau warna
Kita hanya sebatas kursi dengan kursi diruang yang sama

Apa aku dipaksa mendekat padamu?
Apa cuma aku ini yang tak mau?
Belum mengerti apa kita sudah termasuk keakraban
Tapi kau merambat ditanganku dan menjengkalkannya digenggaman
Baru sekarang mengerti kau yang baru hari ini,
sudah menemukan keakrabannya padaku kemarin

Sudah tak ada yang memaksa
Kucoba lebih akrab padamu
Waktu seberkas rasa rindu menelusup seiring kau buktikan derai-derai simpati kita
Akhirnya sampai tak ada kata selain dirimu yang meluluhkan

Kububuhi rasa tulus ini dari setiap canda
Saat tertatihpun senyumku akan selalu mengajakmu
Hapus semua pilu sebuah hidup kebohongan
Untuk simpan dan terus warnai senyummu

Diatas tangan jemariku melambaikan doa
Lekas sirnakan bekas teratai hitam masa lalu
Harap lebih mendekap pada senyummu
Karena setulus binar-binar senyummu akan menjalar di setiap hidup

Mulai saatnya tiba
Warna senyummu jauhiku
Coba hilang kemarin, hari ini lalu besok
Terpagut perhatikan senyum kosongmu
Aku tak seyakin dulu yang mengajak senyummu selalu
Perlahan terus acuhi keakraban
Seakan batasan kursi kembali diruang yang sama

Tetes demi tetes semua hidup kebohongan berkunjung pilu
Mungkin sama sembilanbelas tahun kebelakang
Bagaimana menghibur seorang penghibur senyum?
Siapa yang mendendam, apa kamu?
Apa aku?

Baru sekarang mengerti kau yang kurindu hari ini,
sudah menemukan senyumnya pada seseorang kemarin.
Membuat segan dari setiap canda
Dan antar jengkal genggaman semakin lebar
Aku meneguk mereguk senyum jelita yang sudah kau beri
Masih menyimpan semangat walau bergidik pilu
Setiap tetesan akan kuhempas layu
Sampai mulai saatnya tiba senyummu mendekap aku
(STT-121212)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar