Dekati aku, dengar
Detak jantungku untukmu
Lihat, kilau kasihku
dibalik matamu
Kutinggal seayat
kata-kata
Diuntai dalam kupu
bersayap
Mulai saat cahaya dalam
bayang menghangat
Noda air cintaku
Takkan hilang dalam
tentrammu
Seperti embun didaun
mawar
Yang terbias cahaya
setelah hujan
Ayatku sebuah pengakuan
tiada permintaan
Kau diam, dengar, dan
hilang
Jadikan petirmu
menyambar kepalaku
Pecahkan jantungku,
hanguskan hati
Dulu, kau senang dengan
bahagiaku
Rasakan setiap hujan
dalam mendung ceriamu
Resapi setiap kehangatan
dalam manis siangmu
Bahkan petik setiap
bintang dimalam rindumu
Kini, sewaktu ayat kutiupkan
Kaulah orang yang
mencabut listrikku
Dan aku jadi lampu yang
padam
Bolak-balik di lama
kematian terhembus angin tak tentu
Seperti bandul jam
kelabu
Aku, men-debu disambar
petir cintamu
Saat kuberpaling 'tuk
ikhlas
Dengan dirimu yang
menjauh
Lambaianku nostalgia
dan engkau balas tragedy
Lalu seayat dirimu
tertiup jatuhkanku
Kala itu aku mengerti
Kau matahari yang
takkan pernah kucapai
(XMNO-070310)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar